Rabu, 03 Juni 2015

HINDARI MINUM KOPI DAN GORENGAN

Jangan memulai di pagi hari dengan sarapan makanan berlemak seperti gorengan, apalagi jika kemudian dilanjutkan dengan minum secangkir kopi. Penelitian terbaru menunjukan bahwa kombinasi keduanya menyebabkan naiknya gula darah dalam tubuh. Menurut sebuah studi dari University of Guelph, minum kopi setelah makan makanan berminyak (gorengan) dapat menyebabkan naiknya gula darah dalam tubuh. Efek ini bahkan berlaku untuk orang yang sehat yang tidak beresiko terhadap diabetes.
Penelitian menyatakan bahwa gorengan mengandung lemak jenuh yang membuat tubuh kesulitan memebersihkan gula dari darah. Meski telah lewat beberapa jam setelah makan gorengan, minum kopi dapat menambah tingkat kesulitan dalam pembersihan gula.
Akan tetapi penelitian menunjukan bahawa setelah makan makanan yang berlemak tubuh akan kurang untuk memproduksi insulin dan kadar gula dalam darah peserta 32% lebih tinggi dibandingkan dengan peserta penelitian yang tidak mengkonsumsi makan makanan berlemak sebelumnya.
Penelitian kedua, peserta diminta untuk minum 2 cangkir kopi setelah 5 jam kemudian makan yg mengandung lemak. Hasilnya kadar gula dalam darah meningkat 65% dibandingkan dengan kelompok kontrol. Gula yang berlama-lama dalam darah dapat menganggu pada kesehatan seperti meningkatkan resiko Diabetes, dilasir dalam journal of nutrition
Orang yang beresiko tinggi terhadap Diabetes harus lebih berhati-hati mengkombinasikan makanan , hindari makanan yang berlemak dan batasi asupan kafein untuk menjaga kesetabilan gula darah


HATI-HATI OVERDOSIS SUNTIK INSULIN

Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, merupakan zat utama yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula yang tepat. Insulin eksogen telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengobati diabetes melitus. Selama bertahun-tahun telah terjadi banyak kecelakaan overdosis oleh pasien diabetes melitus.

Overdosisi insulin sangat berbahaya. Toksisitas dari overdosis insulin adalah disebabkan hipoglikemia, dan juga karena hipokalemia. Durasi dari efek hipoglikemia tergantung pada jenis insulin yang disuntikan, jumlah dan usia, resistensi insulin dan faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan atau mengurangi sensitivitas pasien terhadap insulin. Kematian akibat overdosis insulin adalah sebesar 25%. Efek fatal bisa terjadi dengan dosisi paling minimum 20unit, tetapi dosisi 400 sampai 900 unit atau lebih sering. Cedar neurologis yang irevesibel terjadi ketika simpanan glikogen yang habis karena otak benar-benar tergantung pada metabolism glukosa.
Overdosisi insulin menyebabkan hipoglikemia. Hipoglikemia adalah sebuah keadaan dimana kadar glukosa darah kurang dari 50mg/100mL darah. Otak sangat tergantung pada glukosa darah sebagai sumber energy utamanya, hipoglikemia menyebabkan gejala perubahan system saraf sentral, yang mencakup kebingungan, irirtabilitas, kejang dan koma. Hipoglikemia dapat menyebabkan sakit kepala, sebagai akibat perubahan aliran darah serebral, dan penambahan keseimbangan cairan. Secara sistematis, hipoglikemia menyebabkan aktivasi sisitem saraf simpatik, merangsang lapar, berkeringat dan takikardi

Untuk mengetahui apakah korban terbunuh hipoglikemia yang disebabkan oleh pemberian insulin dari luar dengan hipoglikemia karena kadar insulin dalam darah yang meningkat adalah dengan pemeriksaan serum insulin dan C-pepetida. Pada keadaan normal, ketika sel beta pankreas menghasilkan insulin,akan menghasilkan 1 molekul insulin ditambah dengan 1 molekul C-pepetida dengan rasio 1:1. Sehingga, jika kadar insulin korban meningkat dan kadar C-peptida juga meningkat, dapat disimpulkan bahwa sumber insulin berasal dari tubuh. Akan tetapi, jika kadar insulin tinggi tetapi kadar C-peptida rendah, dapat disimpulkan bahwa insulin berasal dari luar tubuh.





Sumber: Horwitz. Dabid L et al. 1957. Proinsulin, insulin, and C-Pepetide concentration in Human portal and peripheral blood. The journal of clinical investigation: vol 55: 1278-1283
Manaf, asman. 2010. Insulin: mekanisme sekresui dan aspek metabolism. Available from: http://www.pdfsearchengine.com
Simon Heller, BA. Sudden death and hypoglycaemia. In: Diabetic Hypoglycaemia September. Volume 1.2008

Senin, 01 Juni 2015

DIABETES TIDAK HARUS AMPUTASI

Diabetes merupakan suatu penyakit yang memiliki kompilkasi (menyebabkan terjadinya penyakit lain) yang kronis. salah satunya adalah kerusakan neurophaty (kerusakan saraf). kerusakan saraf merupakan kompilkasi diabetes yang paling sering terjadi. hal ini biasanya terjadi setelah glukosa darah terus tinggi, tidak terkontrol dengan baik, dan berlangsung sampai 10 tahun atau lebih. Apabila glukosa darah berhasil diturunkan menjadi normal, terkadang perbaikan saraf bisa terjadi. Namun jika jangka yang lama glukosa darah tidak berhasil fiturunkaan menjadi normal maka akan melemahkan dan merusak dinding pembuluh darah kapiler yang memeberi makanan ke saraf sehingga terjadi kerusakan saraf yang disebut neuropati diabetik. Neuropati diabetic dapat mengakibatkan saraf tidak mengirim atau menghantar pesan-pesan ke implus saraf.

Kebanyakan orang yang terkena diabetes yang sudah menjalar ke kaki, tidak mau untuk amputasi. Karena dapat dibayangkan sepasang kaki yang indah, yang berfungsi untuk berjalan, harus di amputasi. Bukan hanya estetika yang hilang, melainkan rasa percaya diri pun bisa terkubur dan akan menimbulkan perasaan-perasaan kecewa, tertekan, sedih, cemas. Pengobatan diabetes itu sendiri secara medis konvesional hanya untuk menekan kadar gula saja, contohnya golongan dari sulfonylurea yang fungsinya merangsang sel beta pankreas agar memproduksi lebih banyak akan insulin dan menekan kadar  gula, akan tetapi bila terus menerus mengkonsumsi dengan dosis yang tinggi akan mengakibatkan hipoglikemia yang mengakibatkan lelah, pusing, pucat, kesemutan, dan jantung berdebar-debar. Pada pengobatan diabetes secara alternatif  yang hanya mengkonsumsi herbal, yang di perkaya dengan Fe3+  tentu belum mampu untuk menurunkan kadar gula dalam darah dan yang sudah masuk ke jaringan kulit dengan luka yang tidak bisa kering, karena kelebihan unsur OH yang merupakan unsur dari air, apabila unsur tersebut berlebih maka tidak terjadi pembekuan darah (fibrinogen).  Solusi yang tepat satu-satu yaitu dengan cara menguraikan unsur gula (C,H,O) dalam darah dengan dirubahnya menjadi energi, Rumah Sakit Komplementer GR Setra dengan menggabungkan Medis Moderen Komplementer (Ibnu Sina) dan Medis Konvensional mampu menangani penyakit diabetes dengan menguraikan kadar gula yang berlebih dalam tubuh sehingga penderita diabetes akan terlepas dari amputasi atau pun gangren di kaki.



Ads Inside Post

Recent Posts

Dokter Kami Sahabat Anda